newssportsaz_0q4zf1
Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Tangerang Kota berhasil menggagalkan upaya peredaran narkoba setelah menangkap seorang pria berinisial NW (35) yang kedapatan membawa sabu saat sedang berkendara. Penangkapan dilakukan di Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, setelah aparat mendapat informasi dari masyarakat mengenai adanya pengedar narkoba yang kerap melintas di jalur tersebut. Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan 44 gram sabu yang disembunyikan pelaku di dalam kendaraannya.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, menjelaskan bahwa sabu tersebut dikemas dalam beberapa paket plastik bening siap edar. NW diduga hendak mengantarkan barang haram tersebut kepada seseorang di wilayah Jakarta Barat. “Dari hasil pemeriksaan, sabu yang dibawa pelaku merupakan titipan dari bandar besar. Pelaku hanya bertindak sebagai kurir dengan imbalan sejumlah uang,” ujar Kapolres dalam konferensi pers.
Aparat juga menemukan beberapa butir pil ekstasi di dalam tas yang dibawa NW. Penemuan ini memperkuat dugaan bahwa jaringan yang melibatkan pelaku bukan hanya mengedarkan sabu, tetapi juga berbagai jenis narkotika. Polisi menduga NW sudah beberapa kali melakukan pengiriman dengan modus yang sama, yakni menggunakan kendaraan pribadi agar tidak mudah dicurigai aparat.
Dari keterangan awal, NW mengaku direkrut oleh seseorang berinisial AR yang berdomisili di Jakarta. Setiap kali berhasil mengirim barang, NW mendapat bayaran Rp5–10 juta tergantung jumlah sabu yang berhasil didistribusikan. Polisi kini tengah memburu AR dan pihak-pihak lain yang diduga menjadi bagian dari jaringan tersebut. Tidak menutup kemungkinan, jaringan ini memiliki kaitan dengan peredaran narkoba lintas provinsi yang masuk melalui jalur Banten.
Kasus ini kembali menegaskan bahwa Tangerang merupakan salah satu wilayah rawan peredaran narkoba karena posisinya yang strategis sebagai jalur penyangga Jakarta. Banyak sindikat memanfaatkan akses jalan tol dan jalur perkotaan untuk menyelundupkan narkotika dalam jumlah besar. Aparat menegaskan bahwa mereka akan memperketat pengawasan di pintu masuk kota, termasuk terminal, pelabuhan, dan jalur perbatasan.
Masyarakat Tangerang menyambut positif penangkapan ini. Warga sekitar lokasi kejadian mengaku lega karena khawatir jalur yang sering dilalui NW menjadi jalur distribusi narkoba ke anak muda. Beberapa tokoh masyarakat juga mendorong agar aparat rutin menggelar razia di titik-titik rawan untuk mencegah kasus serupa. “Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin narkoba akan semakin leluasa beredar di kalangan remaja,” ujar salah satu warga.
Pengamat hukum menilai kasus NW harus menjadi pintu masuk untuk membongkar jaringan yang lebih besar. Selama ini, kurir seperti NW hanya berperan sebagai eksekutor kecil, sementara bandar besar tetap bebas beroperasi. Jika aparat tidak bergerak cepat, sindikat akan dengan mudah merekrut orang baru sebagai kurir pengganti. Oleh karena itu, pengembangan kasus dan kerja sama lintas kepolisian sangat diperlukan.
Kini, NW ditahan di Mapolres Metro Tangerang Kota dan dijerat Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 6 tahun dan maksimal 20 tahun penjara. Polisi menegaskan akan terus memburu AR dan jaringannya hingga tuntas. Publik menaruh harapan besar agar kasus ini tidak berhenti di kurir, tetapi benar-benar membuka jalan untuk menangkap bandar besar yang menjadi dalang utama peredaran narkoba di Tangerang.
