Tak semua jalan menuju kesuksesan di dunia sepak bola dimulai dengan gemilang. Banyak pemain besar dunia justru gagal bersinar di akademi awal mereka, bahkan sempat ditolak atau diremehkan, namun kemudian membuktikan bahwa tekad dan waktu yang tepat bisa mengubah nasib.
Inilah kisah inspiratif dari beberapa pemain yang gagal di akademi awal, tapi kemudian melegenda di klub lain.
🇫🇷 1. Thierry Henry – Gagal Bersinar di Juventus, Legenda di Arsenal
Sebelum menjadi ikon Arsenal, Henry sempat bergabung dengan Juventus di Serie A setelah menonjol di AS Monaco. Namun ia gagal beradaptasi di Italia dan hanya mencetak 3 gol dalam 16 laga. Arsène Wenger kemudian membawanya ke Arsenal dan mengubah posisi Henry dari winger menjadi striker murni.
Hasilnya? 228 gol untuk Arsenal dan status legenda sepanjang masa The Gunners.
🇧🇷 2. Ronaldinho – Dikeluarkan dari Akademi Gremio karena “Terlalu Kecil”
Ronaldinho sempat diremehkan di akademi Gremio karena tubuhnya yang mungil. Ia bahkan dikabarkan akan didepak. Namun berkat dorongan sang kakak, Assis, Ronaldinho bertahan dan akhirnya menembus tim utama. Setelah itu, sejarah mencatat namanya sebagai legenda di PSG, Barcelona, dan juara dunia bersama Brasil.
🏴 3. Harry Kane – Dilepas Arsenal Saat Kecil, Jadi Ikon Tottenham
Harry Kane sempat berada di akademi Arsenal pada usia 9 tahun, namun dilepas karena dianggap “tidak cukup atletis”. Kane kemudian pindah ke akademi Watford dan akhirnya masuk ke sistem Tottenham Hotspur.
Kini, Kane adalah top skor sepanjang masa Spurs, dan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah timnas Inggris.
🇧🇪 4. Kevin De Bruyne – Gagal di Chelsea, Bersinar di Manchester City
Setelah berkembang di akademi Genk, De Bruyne sempat direkrut Chelsea pada 2012. Namun, ia tidak diberi kepercayaan dan hanya bermain 3 kali sebelum dijual ke Wolfsburg.
Kebangkitannya di Bundesliga menarik perhatian Pep Guardiola, dan sisanya adalah sejarah: ikon Manchester City, kreator terbaik dunia, dan juara Liga Champions 2023.
🇨🇴 5. Radamel Falcao – Dibuang River Plate U-17, Jadi Predator Eropa
Falcao sempat diragukan di level junior River Plate karena cedera dan gaya main yang dianggap “kuno”. Tapi ia bangkit dan jadi mesin gol di klub tersebut, sebelum mencetak lebih dari 200 gol di Porto, Atlético Madrid, dan AS Monaco. Ia juga dikenal sebagai striker tajam Kolombia di panggung internasional.
🇪🇸 6. Juan Mata – Dibuang Real Madrid Castilla, Juara Dunia di Luar Bernabéu
Juan Mata sempat menjadi bagian dari akademi Real Madrid Castilla, tetapi tidak mendapatkan promosi ke tim utama. Ia memilih pindah ke Valencia dan kemudian tampil gemilang bersama Chelsea dan Manchester United.
Ia menjadi bagian dari tim Spanyol yang menjuarai Piala Dunia 2010 dan Euro 2012.
🇳🇱 7. Clarence Seedorf – Pindah dari Ajax, Legenda di AC Milan
Meski sempat bermain untuk tim utama Ajax, Seedorf merasa tidak mendapat kepercayaan penuh. Ia berpindah ke beberapa klub termasuk Real Madrid dan Inter, namun di AC Milan ia menjadi legenda sejati dengan 2 gelar Liga Champions bersama Rossoneri.
🇵🇹 8. Bruno Fernandes – Gagal di Benfica, Jadi Kapten Manchester United
Bruno Fernandes memulai kariernya di akademi Benfica, tetapi dianggap tak cukup berkembang dan dilepas ke klub kecil di Italia (Novara). Dari sana, kariernya melonjak hingga akhirnya membintangi Sporting CP dan menjadi pilar penting Manchester United dan timnas Portugal.
🎯 Kesimpulan: Jalan Berliku Bukan Akhir Segalanya
Kisah-kisah di atas menunjukkan bahwa gagal di akademi bukan akhir dari segalanya. Bahkan, dalam banyak kasus, justru kegagalan itulah yang memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras dan mencari tempat di mana bakat mereka benar-benar dihargai.
“Tidak semua bunga mekar di tempat yang sama. Kadang mereka hanya butuh tanah yang tepat.” – Pep Guardiola (tentang De Bruyne dan Salah)