https://img-cdn.medkomtek.com/aIgql_jvqc7Wt2URqiKTpcgMip8%3D/0x0/smart/filters%3Aquality%2875%29%3Astrip_icc%28%29%3Aformat%28webp%29/article/77920Q-Fhm0xpRIr0etBL/original/093171800_1593507524-Kasus-Anxin-Masih-Berhubungan-dengan-Penyebaran-COVID-19-di-Beijing-shutterstock_1762164914.jpg

Beijing, 20 Juli 2025Tiongkok kembali memberlakukan lockdown di empat kota besar sebagai respons terhadap lonjakan kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian baru virus. Langkah ini diambil setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan peningkatan signifikan dalam aktivitas SARS-CoV-2 secara global, dengan tingkat positivitas tes mencapai 11%, level tertinggi sejak Juli 2024. World Health Organization

Kota-Kota yang Terkena Lockdown

Empat kota besar yang terkena dampak lockdown adalah Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Pemerintah setempat telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap pergerakan warga, menutup sementara fasilitas umum, dan membatasi akses ke area-area tertentu untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Penyebab Peningkatan Kasus

Peningkatan kasus COVID-19 di Tiongkok dipicu oleh penyebaran varian baru SARS-CoV-2, NB.1.8.1, yang telah terdeteksi di beberapa negara. WHO menyatakan bahwa varian ini memiliki mutasi tambahan pada protein lonjakan virus, yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi sel manusia. World Health Organization

Tindakan Pemerintah dan Respons Masyarakat

Pemerintah Tiongkok telah mempercepat program vaksinasi, terutama untuk kelompok rentan, dan meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk menangani lonjakan pasien. Namun, kebijakan lockdown kembali memicu protes dari sebagian masyarakat yang terdampak secara ekonomi dan sosial.

Implikasi Global

Lonjakan kasus di Tiongkok dapat mempengaruhi perekonomian global, mengingat peran penting negara tersebut dalam rantai pasok internasional. Selain itu, kebijakan lockdown yang ketat dapat mempengaruhi mobilitas internasional dan perdagangan.